Return on investment menunjuk
pada tingkat pengembalian investasi. ROI banyak digunakan oleh perusahaan untuk
mengukur tingkat keuntungan minimal yang diharapkan. Pada umumnya ROI digunakan
untuk pertimbangan pada saat perusahaan hendak memulai usaha atau mau
mengembangkan usaha. Return On Investment ini dinyatakan dalam persentase.
Cara menghitung ROI menggunakan
Rumus :
a. Jika
laba yang diperoleh setiap tahun sama :
b. Jika
laba yang diperoleh tiap tahun berbeda setiap tahun :
Catatan : Yang dimaksud dengan Investasi
rata-rata adalah nilai investasi pada
awal periode ditambah nilai investasi diakhir periode, dibagi dua.
Teknik perhitungan ROI yang lainnya adalah mengalihkan
perputaran harta (assets turn over) dengan laba operasi (operating profit margin atau earning before interest and tax).
Perputaran harta adalah kemampuan manajemen mengopersikan harta (assets)
perusahaan untuk memperoleh pendapatan
(sales revenue). Formula perhitungannya adalah sebagai berikut :
Sedangkan operating
profit margin dapat dihitung sebagai berikut :
Perputaran
Harta X Laba operasi atas Penjualan
atau
Assets
Turnover X Operating Profit Margin
Jika ROI dihitung dari laba bersih
atas penjualan, maka berdasarkan formula diatas, ROI dapat dihitung sebagai
berikut.
Perputaran
Harta x Laba Bersih atas penjualan
atau
Assets
Turnover x Net Profit Margin
Contoh Soal :
PT. Sang
Pemimpi mempertimbangkan untuk membeli mesin X
harga Rp 4.000.000,- dengan nilai ekonomis 4 tahun tanpa nilai sisa dan
pajak atas laba 20%. Jika manajamen menetapkan ROI sebesar 20% apakah akan
diterima atau ditolak.
Keuntungan
Perusahaan Sebelum Pajak :
Tahun
ke 1 :
Rp. 1.125.000
Tahun
ke 2
: RP. 875.000
Tahun
ke 3 :
Rp. 375.000
TAhun
ke 4 :
Rp. 125.000
Jawab :
a. Jumlah laba akun setelah pajak :
Tahun 1 : 80% x Rp. 1.125.000
= 900.000
2 : 80% x Rp. 875.000
= 700.000
3 : 80% x Rp. 375.000
= 300.000
4 : 80% x Rp. 125.000
= 100.000
Rp. 2.000.000
b. Jumlah Investasi rata-rata pertahun
selama umur proyek
Tahun 1 : ( 4.000.000 + 3.000.000)/2 =
3.500.000
2 : ( 3.000.000 +
2.000.000)/2 = 2.500.000
3 : ( 2.000.000 +
1.000.000)/2 = 1.500.000
4 : ( 1.000.000 +
0)/2 = 500.000
Rp. 8.000.000
= 25 % dan proyek ini diterima.
Catatan :
Proyek
akan diterima jika ROI lebih besar dari
minimum ROI yang ditentukan, jika
proyek lebih kecil dari nilai ROI yang ditentukan maka proyek diterima. Jika
ROI proyek sama dengan minimum ROI yang ditentukan maka proyek dianggap tidak
rugi dan tidak menguntungkan (break event point).
Sumber :
Darsono Prawironegoro & Ari Purwanti.
2009. Akutansi Manajemen Edisi 3.
Jakarta : Mitra Wacana Media.
Terimakasih, buat belajar contoh soalnya oke...
BalasHapusTerimakasih, contoh soalnya oke buat belajar...
BalasHapusBukankah 2.000.000/8.000.000 x 100% = 0,25 ya? kok bisa jadi 25?
BalasHapusBukankah 2.000.000/8.000.000 x 100% = 0,25 ya? kok bisa jadi 25?
BalasHapusBukankah 2.000.000/8.000.000 x 100% = 0,25 ya? kok bisa jadi 25?
BalasHapusiya 0,25 = 25% biasa ROI dalam bentuk persen
BalasHapuspada nomer B angka"nya dapat dari mana?
BalasHapus